Jumat, 08 Agustus 2008

dARI TRADISI KE PERADABAN

Banyaknya mahasiswa yang berasal dari pelosok akan memberikan dampak yang sangat kuat bagi mahasiswa tersebut dengan konsepsi tradisional yang dibawanya. Namun terlepas dari konsepsi tersebut biasanya ada dua dampak besar yang akan merubah pola pikir mahasiswa ketika ia akhirnya bergulat dengan dunia peradaban yang sudah lama mengakar didaerah-daerah perkotaan, yaitu yang pertama adanya perubahan revolusioner dari idiologi semula.

Dari dampak yang pertama ini tidak jarang banyaknya dan lahirnya mahasiswa mahasiswa arogan didalam komunitas kemasyarakatannya entah itu diakibatkan gengsi sosial ataupun ego pribadi yang tidak terparadigma.Sehingga ketika menjadi seorang ikon pejabat, ia akan dipastikan memiliki kebijakan-kebijakan sepihak tanpa adanya paradigma yang merakyat. Adapun dampak yang kedua adalah terbentuknya mahasiswa yang benar-benar solid dan kapabel dalam bidang keilmuan yang dimilikinya. Biasanya hal ini karena tidak terlepas dari watak dan karakter mahasiswa yang bersangkutan, dimana ia tetap lebih mengedepankan prinsip empiris dari pada konsepan teori tekstual.

Langkah-langkah selanjutnya yang paling rasional dalam menghadapi tatanan dunia global, bagi kalangan mahasiswa di kampus adalah membangun kesadaran bersama dengan meningkatkan kompetensi dan skill dalam memposisikan diri supaya sejajar dengan bangsa-bangsa Barat dalam bidang ilmu Pegetahuan. Karenanya budaya dan tradisi yang selama ini dilakukan di kampus untuk digeser kearah perubahan paradigma yang lebih rasional. Perubahan paradigma tersebut meliputi perubahan sikap dalam memahami budaya dan tradisi yang ada. Tidaklah kaku jika mahasiswa membangun dialog peradaban (civilization) di kampus, minimal ada dua paradigma visi dialog pembangunan masyarakat berperadaban. Pertama, perubahan eksistensi dan identitas diri, yang mampu melahirkan paradigma kehidupan sosial baru dan merdeka, bebas dari penghambaan terhadap unsur-unsur materi, melahirkan kehidupan segar, integral dan profetik. Era kehidupan yang syarat dengan nilai kemanusiaan dan bervisi masa depan.

Tonggak fundamental pertama ini merupakan visi kehidupan ummat manusia kearah pembebasan diri dari kungkungan materi yang menjadi ideologinya.Visi kehidupan ini mengarahkan manusia pada ideologi yang sesungguhnya dan menjadi benteng kekuatan para pewaris peradaban. Ini merupakan asas fundamental bagi terwujudnya masyarakat berperadaban. Proses ideologisasi kedalam tubuh masyarakat secara radikal harus dilakukan. Proses ini perlahan tapi pasti, proses inilah yang disebut dengan fase penanaman akidah. Kedua, yaitu pola pembangunan struktur pengetahuan ummat manusia yang secara bersamaan dilakukan dalam kerangka membangun kesadaran untuk membaca atas realitas yang sedang terjadi.